Selasa, 24 November 2015

RESENSI BUKU TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL SENI MUSIK - Cindy Anggraeni X MIPA


RESENSI BUKU



Judul               : Johann Sebastian Bach
Pengarang       : Lin Jui Hwa
Penerbit          : PT Elex Media Komputindo
Tahun terbit    : 1996
Kota terbit      : Jakarta
Tebal               : 109 halaman

Johann Sebastian Bach adalah buku yang menceritakan kisah hidup seorang musikus besar yang bernama Johann Sebastian Bach. Buku ini menceritakan kisah tentang bagaimana Johann Sebastian Bach dapat mencapai masa-masa kejayaannya dalam dunia musik. Ketekunan, kerja keras, dan perjuangan Johann Sebastian Bach membuat dia menjadi seorang musikus yang diperebutkan dimana-mana. Selain itu, Johann Sebastian Bach juga menciptakan sangat banyak lagu. Sekarang Johann Sebastian Bach dikenal sebagai “Bapak Musik Masa Kini”. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari perjalanan hidup seorang Johann Sebastian Bach yang diceritakan di dalam buku ini.
Pada tanggal 21 Maret 1685, Johann Sebastian Bach lahir di Kota Eisenach, Jerman Timur. Sejak kecil Sebastian sudah memiliki naluri yang sangat bagus, biasanya Sebastian kecil bermain piano diatas kaki ayahnya. Ketika Sebastian berusia 9 tahun, ibunya meninggal, dan saat usia 10 tahun, ayahnya meninggal. Kakak laki-lakinya yang sulung telah berkeluarga, dan yang lainnya tinggal bersama keluarganya. Sedangkan Sebastian tinggal bersama kakak sulungnya.
Pada usia 15 tahun Sebastian meninggalkan rumah kakak sulungnya menuju Luneberg ke sekolah Michael untuk menjadi anggota koor dan belajar musik gereja. Untuk lebih menambah pengetahuan, selama liburan Sebastian bersama sahabatnya Georg Erdmann pergi ke Kota Hamburg untuk menyaksikan konser Pak Reincken. Di usianya yang ke 17 tahun, Sebastian sudah melahirkan karya pertamanya yang berjudul “An Wasser Flüssen Babylonia”. Ia juga mendapat pujian dari Pak Reincken, karena kemahirannya merubah irama lagu.
Pada tahun 1706, Sebastian berangkat ke Gereja St. Bonifact di Kota Arnstadt, sebagai pemain organ. Disana ia membentuk sebuah grup koor dan bertemu dengan Maria Barbara yaitu putri dari kemenakan kakeknya, umurnya lebih muda setahun dari Sebastian. Mereka saling jatuh cinta dan  pada musim gugur tahun 1707 mereka menikah di Gereja Dornheim. Suatu malam yang penuh tebaran bunga-bunga salju, anak pertama Sebastian lahir yang diberi nama Wilhelm Friedemann, ia menjadi seorang ayah diusianya yang ke 25 tahun.
Selain menjabat sebagai pemain piano, Sebastian juga menjadi dirigen di istana Weimar. Pada tahun 1717, Sebastian mengikuti lomba konser dengan Louis Marchand, Kuruo, Giovanni Battista Lully di Dresden. Pada lomba tersebut sulit untuk ditentukan pemenangnya antara Johann Sebastian Bach dan Louis Marchand, mereka berdua memiliki ke warna masing-masing ketika bermain piano. Karena ketidakadilan dalam lomba tersebut, Johann Sebastian Bach sekeluarga pindah ke Choten. Dia kini menjabat sebagai pemimpin rombongan musik di istana Choten.
Dalam perjalanan menuju Carlsband untuk mengadakan konser, istri Bach yaitu Maria meninggal dunia ketika melahirkan seorang anak laki-laki. Desember 1721 Bach memperistri Anna Magdalena, seorang wanita bersuara indah, ia sering membantu bach menyanyika lagu-lagu koor. Anna sangat banya membantu Bach. Ditahun 1722, Bach menyelesaikan karyanya yang paling terkenal dan sering di buat konser oleh banyak orang yaitu “Branderbug Concertos”. Seluruhnya berisi 6 buah lagu, dan yang paling terkenal adalah lagu ke-5 karena Bach khusus mengatur piano sebagai musik ini.
Setelah Bach mengundurkan diri sebagai pemimpin rombongan musik di istana Choten, ia menyelesaikan karyanya yang berjudul “St. Matthew’s Passion” , “The B Minor Mass” , “Kumpulam lagu-lagu piano” , dan “Peruditha”. Maret 1747, Bach menerima surat dari Raja Federick untuk menggelar konser di postdam. Di postdam Bach bertemu dengan putranya yang ke – 2 yaitu Emanuel yang bekerja sebagai guru musik yang memimpin rombongan musik istana Raja Federick.
Diusianya yang ke-64 tahun kondisi kesehatannya tiba-tiba memburuk, penglihatannya berkurang yang menyebabkan Bach memerlukan operasi hingga 2 kali, tetapi keadaannya tidak kunjung membaik. Setahun kemudian Juli 1750, Bach mempunyai firasat bahwa dirinya sudah berada diambang kematian, namun tetap tak pernah berhenti berkarya. Karya yang paling akhir menjelang kematiaannya berjudul “The Art of Fugue”. Bach sendiri yang mendikte dan Anna yang mencatat. 28 Juli pukul 20.15 Bach meninggal di Leipzig dalam keadaan buta. Bach yang dijuluki “Bapak Musik Masa Kini” mengakhiri hidupnya pada usia 65 tahun. Dengan jiwanya, dia menciptakan musik, menyirami lubuk hati banyak orang di ratusan tahun kemudian.
Buku Johann Sebastian Bach ini memiliki berbagai macam kelebihan. Dari segi penyajian, buku ini bergambar sehingga menarik untuk dibaca oleh orang dewasa bahkan anak-anak. Buku ini sangat bermanfaat bagi kita semua, karena dengan membaca buku ini, selain menambah pengetahuan juga banyak nilai-nilai kehidupan yang dapat kita ambil dari kisah seorang Johann Sebastian Bach. Kisahnya dapat kita jadikan panutan dalam kehidupan kita.
Buku Johann Sebastian Bach ini masih memiliki kekurangan. Meskipun buku ini bergambar, sayangnya gambar-gambar tersebut tidak berwarna, akan lebih menarik lagi apabila gambar-gambarnya diberi warna. Untuk bahasa, masih banyak kata-kata yang sulit untuk dimengerti atau kata-kata yang kurang populer dimasyarakat. Penulis seharusnya lebih teliti lagi dalam pemilihan kata yang digunakan, supaya buku ini dapat dimengerti oleh semua orang, dari orang dewasa sampai anak-anak.
Terlepas dari kekurangannya, buku ini layak untuk dibaca oleh anak-anak maupun orang dewasa. Kelayakan tersebut berdasarkan manfaat yang dapat kita ambil dari buku ini. Isinya tidak hanya menarik, tetapi juga berguna bagi semua orang. Saya merekomendasikan buku ini untuk dibaca oleh semua orang. Buku ini dapat dijadikan sebagai buku hiburan maupun buku yang menambah ilmu pengetahuan kita. 

By : Cindy Anggraeni - X MIPA